Mempertahankan Sesuatu Milik Sendiri
"Duh, pasti ramai nih kalau sore begini." Ucap Syakira saat melihat taman dari kejauhan. "Kenapa ya aku gak begitu suka?" lanjutnya.
"Ä°ya wajar sih, Kakak termasuk orang introvert kan, jadi biasanya lebih nyaman sendiri atau kondisi yang sepi. tapi gak apa-apa kok, bukan berarti gak bisa. kita bisa belajar menyesuaikan diri dengan beragam kondisi. berusaha melatih diri terbiasa dengan kesendirian atau keramaian." Jawabku mencoba menjelaskan.
Betul saja, sore ini taman begitu ramai. Muiz dan Muadz langsung bergerak ke arena pasir. mereka biasanya senang membuat karya dari pasir seperti membuat istana, rumah, benteng atau lainnya. di sela-sela membuat pasir, mereka berinteraksi dengan anak-anak lain seperti saling meminjamkan mainan atau sama-sama mengambil pasir-pasir yang dibutuhkan sesuai imajinasinya.
Saat mulai bosan, mereka sejenak menaiki beragam wahana permainan atau berlari saling berkejaran dan tertawa. saat asyik berlarian, ada seorang anak yang mengambil wadah pasir milik Muiz.
"Lho, itu kan punyaku. kok diambil sih?" tanya Muiz terheran.
"Ambil aja." ucapku. Dengan sigap, Muadz ikut berlari ke arah anak yang mengambil mainan Muiz.
"Bu benim." (Ä°ni punyaku). Ucap Muiz sambil mengambil mainannya. Anak itu memegang erat wadah mainan yang berisi pasir itu terlihat gak mau mengembalikan. Beberapa saat Muiz membantu anak itu membagi pasir yang ditampung dalam wadah.
"Anaknya gak mau kembalikan. Ya udahlah gak apa-apa buat dia aja." keluh Muiz.
"Ambil aja a, gak apa-apa kamu sedikit memaksa juga, kan udah dari tadi meminta dengan cara baik-baik bahkan berkali-kali." Setelah beberapa saat akhirnya Muiz berhasil memgambil mainannya.
Suasana kembali kondusif. lagi dan lagi, ada anak lain yang mengambil bola Muadz tanpa izin. Sebelumnya, anak tersebut memang sedang bermain bersama Muadz dan beberapa kali diberikan pinjaman bola. tapi, saat ini anak itu mau membawa pulang bola Muadz tanpa izin dan langsung berlari ke arah luar taman.
"Ä°h itu kan bola aku. padahal itu mainan kesukaanku." Muadz langsung marah merasa keberatan. Syakira, Muiz dan Muadz dengan segera mengejar anak itu sampai terjadi pertengkaran. Ku lihat ibu anak itu datang menghampiri dan meminta untuk dikembalikan nanti setelah beliau berhasi membujuk. Tak lama kemudian ibunya mengembalikan bola Muad dengan cara dilempar dong dan tanpa ucapan terimakasih. Wkwkwkw
Aku hanya mengamati dari kejauhan. cukup memastikan mereka tetap aman dan ingin melihat sejauh mana interaksi mereka. Setelah sekian waktu, Muiz terliha begitu merasa bersalah.
"Bunda, padahal gak apa-apa mainan aku dikasihkan aja k anak itu. Tadi dia keliatannya pengen banget deh." ucap muiz bahkan sampai berulang kali dengan rentan waktu berbeda.
"Ä°ya bun, kan nanti kita bisa ambil lagi mainan di rumah." dukung syakira.
"Bagus sih kalian rela berbagi dengan orang lain. tapi hari ini bunda ingin mengajarkan kalau kalian harus berani mempertahankan apa yang sudah menjadi milik kalian. jadi kalian harus belajar kapan saatnya kalian rela berbagi bahkan untuk barang yang sangat kalian sukai, tapi ada juga saat dimana kalian harus tahu bahwa ada masa-masa harus mempertahankan barang yang kalian miliki meski konsekuensinya harus menghadapi konflik, seperti tadi sampai bertengkar dan diliatin orang banyak."
Sore ini tidak hanya bermain menyenangkan hati, tapi semoga menjadi pembelajaran karakter bagi anak-anak yang akan melekat hingga nanti dewasa. Menjadi orang baik adalah sebuah keharusan, tapi menjadi orang baik dengan cara tepat, aku rasa sebuah karakter yang perlu ditanam dan diasah agar mereka terbiasa.
16 komentar
Setuju, Mbak, ada waktunya mengalah dan ada waktunya bertahan. Jangan sampai kebaikan kita dimanfaat oleh orang yang nggak bertanggung jawab.
BalasHapusIya bener, anak harus diberi pemahaman kapan mempertahankan milik pribadinya kapan bisa berbagi.. empati tidak semerta-merta mengorbankan diri. Good job, aa.
HapusDuh gemes bgt denger cerita ibu2nya kembalikan bolanya dngn di lempar 🥲
BalasHapusanak2 harus belajar memahaminya.. Kapan waktu tepat untuk simpati dan kapan perlu tetap bertahan...
setuju kita harus mengajarkan batasan kepada anak sejak dini.Mana milik pribadi mana yang bisa dibagi.
BalasHapuspembelajaran yg penting bgt ya mba.
BalasHapusmakasi udah sharing
jadi ilmu baru niiihhhh
Dari konflik anak-anak sebenarnya ada banyak pelajaran yang mereka pelajari, mulai dari pertahanan diri, emosional, negosiasi, dan lain-lain
BalasHapusiya Bun, memang perlu diasah
BalasHapussupaya terbiasa membedakan mana yang hak milik dan mana yg harus dibagi
biar punya bekal kala dewasa nanti
iya nih aku juga pernah baca yang anak diajarkan mempertahankan barang milik pribadinya kalau misal nggak mau minjamin.
BalasHapusMemang anak anak harus diajarin mempertahankan hak miliknya ya. Karena di dunia nyata akan banyak bertemu dengan orang-orang yang suka mengambil hak orang lain.
BalasHapusSetuju Mba. Aku jadi ingat cerita selebgram yang sekarang tinggal di Belanda, dia punya anak balita dan temanny yang juga orang Indonesia juga punya anak sebaya anaknya. Pas mereka main, anak teman si selebgram ini nggak kasih pinjem mainannya, padahal anak selebgram udah mau nangis biar dipinjemin hihihihi. Bagus sih, jadi mempertahankan mainan sendiri, karena mainan dia ya hak dia.
BalasHapusAku setuju mbak anak tidak hanya diajarkan untuk berbagi tapi mempertahankan milikinya sendiri, ini sangat penting. Sehat selalu mama duo M dan Ananda.
BalasHapusKalau di Indonesia aku pede sih mba, kalau di negeri orang menurutku bakal gimana ya pasti ada perasaan ga enak. But, keren banget kamu mba bisa tetap santuy wkwkwk
BalasHapusBtw, berarti di sini atau di sana sama aja ya tetap ada ortu toxic seperti yang mba ceritakan tenang ibu yang mengembalikan bola dengan cara dilempar
Pengalaman langsung seperti ini jadi pembelajaran terbaik. Karakter anak bisa kita bentuk sejak dini jika lingkungan juga mendukung ya
BalasHapusSetuju mbak
BalasHapusPengalaman seperti ini bisa membentuk karakter anak ya
Penting untuk bisa mempertahankan milik sendiri
Gemec banget liat anak orang lain seperti itu ya..
BalasHapusTapi namanya bermasyarakat, pasti pernah menemui karakter orang yang kurang berkenan seperti itu. Semoga menjadi pembelajaran terbaik. Karena sejatinya , kita tidak akan dipertemukan oleh hal-hal yang telah menjadi takdir Allah.
Keren, kak.
Bisa membantu memahamkan ananda akan pentingnya mempertahankan sesuatu yang memang milik sendiri.
Nah ini si sulungku suka bingung. Kapan hrs berbagi, kapan boleh ga berbagi. Kalau adiknya ga mau minjemin barang, dia akan balas yg sama..tp saya bilang kalau kakak mmg mau meminjamkan ya gapapa.ga hrs bales lah
BalasHapus