Sejak tahu Kakek meninggal, Syakira tentu sedih banget dan nangis. "Bunda, inget gak waktu aku bilang gelisah terus dan pas tidur kebangun terus? Nah, itu aku mimpi Kakek sakit dan meninggal. Kok sekarang kenyataan ya? Tapi aku bingung ini aku lagi mimpi atau nggak ya, Bun?" dan sepanjang hari terus nanya entah berapa puluh kali, apakah aku lagi mimpi atau tidak.
Di lain waktunya, Syakira cerita lagi. Kalau lagi di rumah Kakek suka semangat. Sebelum waktu shalat udah diingetin buat siap-siap shalat. Meski lagi sakit, Kakek selalu shalatnya k Masjid jadi aku suka semangat shalat kalau tinggal di rumah Kakek.
Berbeda dengan Muiz yang lebih santuy. Muiz ini tipe tidak mau menunjukkan kesedihan. Waktu kita hanya berdua di dapur, Muiz bisik-bisik bilang.
"Umi, tahu gak waktu aku di Garut kan ada yang meninggal ya. Nah, aku pengen ikut lihat ke kuburan, tapi aku dilarang sama Kakak Syakira dan orang-orang, katanya gak boleh soalnya jauh. Tapi, kata Kakek malah gak apa-apa belajar, nanti katanya Kakek temenin bareng lewat kebun, terus ada temen Kakek yang gendong aku."
Setelah mengenang moment itu, Muiz bilang dengan gaya khasnya yang suka tidak terstrukstur kalau cerita, "Aku juga suka ikut Kakek kalau lagi jadi imam di Masjid. Makanya di Turki aku selalu pengen jadi imam."
Berbeda lagi dengan Muadz yang belum bisa lancar bicara. Tapi, waktu bermain peran nelpon, Muadz manggil-manggil Nenek Kakek seolah-olah dia berperan lagi ngobrol di telpon.
Seharian terus bercerita moment kebersamaan Kakek dalam kenangan anak-anak yang ternyata gak ada habisnya.
Semoga Kakek di sana tenang, penuh cahaya dan dikelilingi taman yang indah.
1 komentar
Aamiin... Insyaallah Husnul khotimah, beliau orang sholeh, semasa hidupnya berjuang untuk umat, meski baru mengenalnya dan beberapa kali bertemu tapi masyaallah semangatnya untuk selalu menebar kebaikan itu sangat dirasa.
BalasHapus